Survei perbankan Bank Indonesia (BI) mengindikasikan penyaluran kredit secara triwulanan (quartal-to-quartal/qtq) baru tumbuh positif pada triwulan III-2022.
Hal tersebut terindikasi dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kredit baru sebesar 88,1 persen atau tetap tumbuh positif, meski lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 96,9 persen.
Dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan pertumbuhan kredit baru terindikasi terjadi pada seluruh jenis penggunaan, tercermin dari nilai SBT yang seluruhnya tercatat positif.
Nilai SBT penyaluran kredit baru dengan jenis kredit modal kerja tercatat 70,3 persen, kredit investasi 81,4 persen, serta kredit konsumsi 76,5 persen.
Secara sektoral, SBT pertumbuhan penyaluran kredit baru terutama terjadi pada sektor jasa perantara keuangan dengan SBT sebesar 91,6 persen, diikuti oleh sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan serta sektor perdagangan besar dan eceran dengan SBT masing-masing sebesar 74,1 persen dan 64,8 persen.
Pada triwulan IV-2022, penyaluran kredit baru diperkirakan tumbuh lebih tinggi, terindikasi dari SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 90 persen.
Prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru kuartal keempat tahun ini adalah kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi.
Adapun standar penyaluran kredit pada triwulan IV-2022 diperkirakan sedikit lebih longgar dibandingkan periode sebelumnya, yang terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) negatif sebesar 1,9 persen.
Sementara itu, kebijakan penyaluran kredit diproyeksikan lebih longgar, terutama pada aspek biaya persetujuan kredit.
Hasil survei menunjukkan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit ke depan. Responden memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2022 sebesar 8,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau meningkat dibandingkan 5,2 persen (yoy) pertumbuhan pada 2021.