Desa Dukuhkembar, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, sudah sejak lama dikenal dengan banyaknya pohon Bunga Kenanga. Warga setempat memanfaatkan bunga ini sebagai mata pencaharian sampingan dengan mengumpulkan dan menjualnya.
Bunga Kenanga merupakan salah satu bunga tabur yang umum digunakan untuk ziarah makam, biasanya dicampur dengan bunga mawar, pihong (kantil), dan melati. Meski tidak diketahui sejak kapan bunga kenanga tumbuh subur di Dukuhkembar, pohon ini telah menjadi potensi ekonomi yang menjanjikan bagi warga.
Desa yang berjarak 26 kilometer dari Kota Gresik ini memiliki luas wilayah 52 hektar, dengan sebagian besar lahan ditumbuhi oleh pohon kenanga (Cananga odorata) di areal persawahan dan lahan milik warga. Pohon kenanga yang tumbuh di Desa Dukuhkembar memiliki ciri khas tersendiri, berbeda dengan bunga kenanga dari daerah lain, yakni berbentuk seperti bintang laut.
Kepala Desa Dukuhkembar, Ahmad Faisol, menjelaskan bahwa desanya memang banyak ditumbuhi pohon kenanga. “Sejak zaman dahulu ditumbuhi bunga kenanga. Di samping menjadi petani padi, 50% warga juga mencari bunga kenanga,” katanya.
Penjualan bunga kenanga meningkat pada momen tertentu, seperti Idul Fitri dan saat ziarah kubur. “Pada momen Idul Fitri atau momen ziarah kubur pasti banyak pembelinya. Bahkan, ada warga yang meraup untung dari penjualan bunga kenanga tersebut,” tambah Ahmad Faisol.
Napsiah (70), seorang petani bunga kenanga di Desa Dukuhkembar, menjelaskan bahwa usaha ini menguntungkan. “Kalau hari tertentu bisa dapat uang banyak, kalau hari biasa hanya mendapatkan ratusan ribu,” jelasnya. Dalam sehari, Napsiah mampu mengumpulkan 6 karung bunga kenanga ukuran kecil.
Dengan potensi alam yang dimiliki, Desa Dukuhkembar terus mengembangkan usaha pengumpulan dan penjualan bunga kenanga sebagai sumber pendapatan tambahan bagi warganya. Semoga keberlanjutan usaha ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Penulis : ADV
Editor : Akhmad Sutikhon