TikTok Hadapi Ancaman Larangan di AS, Elon Musk Pertimbangkan Akuisisi

- Redaktur

Thursday, 16 January 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TikTok, platform video populer milik ByteDance asal Tiongkok, menghadapi ancaman larangan operasi di Amerika Serikat mulai 19 Januari 2025. Pemerintah AS mengkhawatirkan potensi risiko keamanan nasional terkait data pengguna yang dapat diakses oleh pemerintah Tiongkok. Sebagai respons, ByteDance diharuskan menjual operasi TikTok di AS kepada pembeli yang disetujui pemerintah sebelum tenggat waktu tersebut.

Menurut laporan, Elon Musk, CEO Tesla dan pemilik platform media sosial X, sedang dalam pembicaraan dengan pihak Tiongkok untuk kemungkinan mengakuisisi operasi TikTok di AS. Langkah ini dipandang sebagai upaya untuk menghindari larangan yang akan datang. Sumber memperkirakan nilai operasi TikTok di AS antara $40 miliar hingga $50 miliar.

Namun, TikTok membantah laporan tersebut. “Kami tidak dapat mengomentari spekulasi tanpa dasar,” ujar juru bicara TikTok.

Selain Musk, beberapa miliarder lain menunjukkan minat untuk mengakuisisi TikTok. Frank McCourt, mantan pemilik Los Angeles Dodgers, bersama dengan Kevin O’Leary dari “Shark Tank,” telah membentuk konsorsium bernama “The People’s Bid for TikTok” dan mengajukan penawaran kepada ByteDance. Mereka berencana mengubah TikTok menjadi platform media sosial terdesentralisasi yang memberikan kontrol lebih kepada pengguna atas data pribadi mereka.

Sementara itu, Mahkamah Agung AS sedang meninjau konstitusionalitas undang-undang yang mewajibkan penjualan atau pelarangan TikTok. Selama persidangan, para hakim tampak cenderung mendukung posisi pemerintah yang menganggap aplikasi tersebut sebagai ancaman keamanan nasional.

Jika larangan diberlakukan, para pesaing TikTok seperti Meta (Facebook, Instagram), YouTube, dan Snap diperkirakan akan mendapatkan keuntungan signifikan. Mereka siap merebut pangsa pasar TikTok, yang memiliki sekitar 170 juta pengguna di AS dan pendapatan iklan yang signifikan.

Situasi ini menimbulkan ketidakpastian bagi pengguna dan pengiklan TikTok di AS. Banyak yang menunggu keputusan akhir pemerintah dan potensi akuisisi oleh pihak lain.

Facebook Comments Box

Penulis : tiko

Editor : Tiko

Berita Terkait

Ekspor dan Impor China pada Desember Lampaui Ekspektasi
Peluang Bisnis dengan AI pada Tahun 2025 bagi Mahasiswa
Youth Economic Summit 2024 Bahas Transformasi Digital dan Ekonomi Hijau
Freeport dan Antam Jalin Kemitraan Emas, Dorong Kemandirian Indonesia
Kabupaten Gresik Raih Penghargaan Investment Opportunity dalam East Java Investment Forum 2024
Tim Melek Industri Gelar Diklat Pengelasan SMAW Angkatan ke-6
Smelter Freeport Resmi Beroperasi di Gresik, Jawa Timur
PT Freeport Indonesia Rayakan HUT ke-57 dengan Kegiatan Sosial di Gresik
Tag :

Berita Terkait

Thursday, 16 January 2025 - 17:16 WIB

TikTok Hadapi Ancaman Larangan di AS, Elon Musk Pertimbangkan Akuisisi

Monday, 13 January 2025 - 15:28 WIB

Ekspor dan Impor China pada Desember Lampaui Ekspektasi

Tuesday, 31 December 2024 - 00:58 WIB

Peluang Bisnis dengan AI pada Tahun 2025 bagi Mahasiswa

Monday, 25 November 2024 - 00:53 WIB

Youth Economic Summit 2024 Bahas Transformasi Digital dan Ekonomi Hijau

Friday, 8 November 2024 - 01:46 WIB

Freeport dan Antam Jalin Kemitraan Emas, Dorong Kemandirian Indonesia

Berita Terbaru

Internasional

TikTok Hadapi Ancaman Larangan di AS, Elon Musk Pertimbangkan Akuisisi

Thursday, 16 Jan 2025 - 17:16 WIB

Internasional

Ekspor dan Impor China pada Desember Lampaui Ekspektasi

Monday, 13 Jan 2025 - 15:28 WIB