Sepanjang tahun 2024, sejumlah perusahaan dilaporkan memberhentikan karyawan dari generasi Z. Menurut laporan, alasan utama pemutusan hubungan kerja (PHK) ini terkait dengan etos kerja dan ekspektasi yang tidak sejalan antara perusahaan dan karyawan muda tersebut.
Seorang manajer sumber daya manusia yang enggan disebutkan namanya menyatakan, “Banyak dari mereka yang baru bergabung, namun sudah meminta kenaikan gaji dan promosi dalam waktu singkat.” Hal ini menunjukkan adanya perbedaan harapan antara generasi Z dan manajemen perusahaan.
Selain itu, adaptasi terhadap budaya kerja konvensional menjadi tantangan bagi generasi Z. Mereka cenderung mencari fleksibilitas dan keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi, yang kadang sulit dipenuhi oleh perusahaan dengan struktur kerja tradisional.
Pakar ketenagakerjaan, Dr. Andi Wijaya, mengungkapkan, “Perusahaan perlu memahami karakteristik generasi Z dan menyesuaikan pendekatan manajemen mereka. Sebaliknya, generasi Z juga harus belajar beradaptasi dengan budaya kerja yang ada.”
Untuk mengatasi kesenjangan ini, beberapa perusahaan mulai menerapkan program pelatihan khusus dan meninjau kembali kebijakan internal agar lebih sesuai dengan kebutuhan generasi Z. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis dan produktif bagi semua pihak.
Penulis : Nobel
Editor : Akhmad Sutikhon