Anies Baswedan menceritakan rencananya jika menjadi Presiden RI. Kendati tidak menjelaskan secara gamblang karena masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies memberikan sejumlah gambaran.
Dalam wawancara Anies Baswedan bersama Karni Ilyas di Youtube Karni Ilyas Club, Rabu (5/10/2022), Karni menanyakan ide besar Anies Baswedan jika bisa terpilih sebagai Presiden RI dalam Pilpres 2024.
“Kalau Pak Gubernur jadi calon presiden, ide besar apa yang akan Anda lakukan bila itu terwujud?” tanya Karni kepada Anies.
Sebagai konteks, Anies Baswedan resmi menjadi calon presiden (capres) usungan Partai Nasional Demokrat (NasDem) di Pilpres 2024. Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang membacakan sendiri deklarasi tersebut pada Senin (3/10/2022), mengatakan bahwa partainya telah matang berdiskusi untuk memilih satu dari beberapa nama bakal capres yang akan diusung.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Golongan Karya (Golkar) menyambut pencalonan Anies sebagai capres dalam Pilpres 2024.
Namun demikian, Anies menolak menjawab pertanyaan Karni, karena dirinya masih menjadi Gubernur DKI Jakarta. Jabatan gubernur tersebut akan tuntas pada 16 Oktober 2022.
“Kalau saya jawab sekarang kayak offside karena saya masih tugas di Jakarta. Setelah tugas jakarta tuntas, baru bicara nasional,” ujarnya.
Namun, Anies tetap menyampaikan bahwa gagasan masa depan, visi, dan misi itu harus ditopang dengan rekam jejak. Rekam jejak merupakan alat terbaik untuk memprediksi langkah apa yang akan dibuat seseorang ke depan.
“Soal visi misi, yang berbicara tidak bisa kasih bukti, yang mendengarkan tidak bisa membantah, karena itu sesuatu di masa depan. Karena itu, makanya dia [visi misi] ditopang oleh rekam jejak,” jelas Anies.
Menurutnya, masyarakat bisa melihat rekam jejaknya di Jakarta, bagaimana memandang masalah, metode apa yang digunakan untuk menyelesaikan masalah, langkah teknokratis apa yang digunakan, apa yang terjadi setelah 5 tahun, itu semua menjadi alat memprediksi di masa depan.
Anies menyampaikan di Jakarta, pihaknya mencoba menerjemahkan spirit kemerdekaan, salah satunya sila ke-5 dalam Pancasila, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Anies menerjemahkannya menjadi keadilan sosial bagi warga Jakarta.
“Kami bangun peradaban, bangun taman, perpustakaan baru, karena kota ini bukan hanya tempat mencari penghidupan, tetapi juga kehidupan. Bagaimana wilayah dikelola,” imbuhnya.
Terkait keadilan sosial, Anies mencontohkan dalam problem rumah. Di Jakarta, separuh penduduk memiliki rumah, sedangkan separuh lagi mengontrak. Namun, penduduk yang punya rumah pelan-pelan tergusur keluar Jakarta, karena harga NJOP naik terus.
Oleh karena itu, Pemrov DKI Jakarta membuat kebijakan menggratiskan NJOP rumah dengan harga di bawah Rp2 miliar, yang berjumlah sekitar 85 persen dari total rumah di Jakarta.
“Kita ingin memberikan keadilan. Ini bukan soal PAD [Pendapatan Asli Daerah] berkurang, tetapi agar warga bisa tinggal dan berumah di Jakarta,” jelasnya.