Indonesia dinobatkan sebagai tuan rumah atau presidensi G20 2022 melalui serah terima dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada Oktober 2021 silam. Adanya presidensi G20 ini, dinilai akan memberikan dampak yang baik bagi banyak sektor, terlebih pada sektor ekonomi yang akan memperkuat kepemimpinan Indonesia di mata dunia.
Merujuk dari laman Kemenkeu, bahwa manfaat presidensi G20 akan memberikan dampak positif bagi Indonesia terkhusus bagi sektor ekonomi. Hal ini dibenarkan oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) Nunung Nuryartono.
Dirinya menilai, G20 yang telah dilaksanakan kurang lebih setahun ini, banyak memberikan manfaat bagi Indonesia. Nunung Nuryartono menerangkan, pertama, dapat dilihat banyaknya side event tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang dilakukan selama adanya presidensi G20, tidak hanya menuju puncak G20 di November nanti.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB ini menerangkan, akan lebih baik lagi jika kita sebagai stake holder dapat menjadikan ajang G20 sebagai wadah untuk mempromosikan Indonesia, baik berupa produk, tempat, dan budaya. Nunung mengatakan, keuntungan dari presidensi G20 sangat dapat dirasakan bagi sektor ekonomi, terlebih dirinya merupakan salah satu dari bagian rangkaian acara G20.
“Jadi, sebelum adanya acara puncak G20, terdapat acara sebelumnya yang dirangkai untuk mempertemukan Indonesia dengan delegasi negara lain guna mempererat hubungan antar negara, hal tersebut menjadi momen yang tidak boleh dilewatkan untuk optimasi memberikan manfaat kepada negara kita,” lanjut Nunung Nuryartono.
Selanjutnya, Nunung Nuryartono menambahkan dalam konteks situasi genting sekarang yang tengah dirasakan seluruh lapisan masyarakat, yakni meskipun dampak dari pandemi Covid-19 sudah mulai mereda, namun konflik resensi ekonomi yang kian datang mengancam perekonomian di seluruh negara.
“Dalam hal ini, Indonesia berkesempatan untuk ikut serta dalam memberikan solusi jitu bagaimana cara menuntunkan tensi konflik dunia agar dapat diturunkan, atau tentang bagaimana kita bisa melihat dunia yang sudah mengalami resensi ini diperlukan kerjasama dan saling menguatkan antar negara yang membutuhkan komitmen besar,” terangnya.
Lebih lanjut, Nunung Nuryartono berharap adanya KTT G20 ini agar Indonesia dapat mengambil peran yang lebih besar untuk berkomitmen bersama dalam meradakan ketegangan yang terjadi di dunia, terlebih dengan posisi strategis dan geografis yang Indonesia miliki. Hal tersebut seharusnya memberikan peran yang manfaat bagi Indonesia.
“Yang perlu dicatat, momen G20 ini bukan hanya menjadi pertemuan rutin, namun terdapat hal yang seyogyanya untuk dibahas dan menyelesaikan apa yang menjadi bahan diskusi dan memunculkan setidaknya satu pemahaman bersama,” terang Nunung Nuryartono,” tutup Nunung Nuryartono.
Di sisi lain, kebermanfaatan G20 dalam segi ekonomi juga dibeberkan oleh Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto yang mengatakan bahwa setidaknya tiga manfaat dari aspek ekonomi yang akan didapatkan oleh Indonesia saat ditunjuk memegang Presidensi G20.
Pertama, terbukanya peluang peningkatan konsumsi domestik yang dapat capai Rp 1,7 triliun. Kedua, penambahan PDB yang diperkirakan akan mencapai sekitar Rp 7,47 triliun. Sementara ketiga, terdapat pelibatan tenaga kerja sekitar 33.000 pekerja di berbagai sektor industri di masa mendatang.
Sementara itu Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa penetapan Indonesia sebagai Presidensi G20 diharapkan dapat berkontribusi dalam mendukung pemulihan ekonomi domestik, melalui rangkaian pertemuan secara kumulatif yang menghadirkan ribuan delegasi dari seluruh negara anggota dan berbagai lembaga internasional.
Terlebih rangkaian pertemuan Presidensi G20 2022 melibatkan 150 event yang terdiri atas working group, engagement groups, sherpa/deputies, ministerial, KTT G20, dan side events. Efek lain Presidensi G20 dinilai bisa dua kali lipat lebih besar dari yang sebelumnya dicapai saat pertemuan IMF-World Bank 2018 lalu.
Kehadiran para delegasi, kata Sri Mulyani, berpotensi memberi manfaat bagi perekonomian Indonesia, baik secara langsung terhadap sektor jasa, perhotelan, transportasi, UMKM, dan sektor terkait lainnya, maupun secara tidak langsung melalui dampak terhadap persepsi investor dan pelaku ekonomi.
“G20 memiliki peranan yang sangat strategis di dalam membahas berbagai isu global yang dapat mengancam pertumbuhan dan perekonomian serta stabilitas ekonomi dan keuangan,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani